Kamis, 13 November 2008

BACA...! DAN RENUNGKANLAH

Sebuah perenungan.. nice
Alkisah ada dua orang anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang melewati
lembah permen lolipop. Di tengah lembah itu terdapat jalan setapak yang
beraspal. Di jalan itulah Bob dan Bib berjalan kaki bersama.
Uniknya, di kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak permen lolipop
yang
berwarni-warni dengan aneka rasa.
Permen-permen yang terlihat seperti berbaris itu seakan menunggu
tangan-tangan kecil Bob dan Bib untuk mengambil dan menikmati kelezatan
mereka.
Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa diambil.
Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat
jalannya supaya bisa mengambil permen lolipop lainnya yang terlihat sangat
banyak didepannya. Bob mengumpulkan sangat banyak permen lollipop yang ia
simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut
tapi sepertinya permen-permen tersebut tidak pernah habis maka ia memacu
langkahnya supaya bisa mengambil semua permen yang dilihatnya.
Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. Dia melihat
gerbang bertuliskan "Selamat Jalan".
Itulah batas akhir lembah permen lolipop. Di ujung jalan, Bob bertemu
seorang lelaki penduduk sekitar. Lelaki itu bertanya kepada Bob, "Bagaimana
perjalanan kamu di lembah permen lolipop? Apakah permen-permennya lezat?
Apakah
kamu mencoba yang rasa jeruk? Itu rasa yang paling disenangi. Atau kamu
lebih
menyukai rasa mangga? Itu juga sangat lezat."
Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi. Ia merasa sangat lelah dan
kehilangan tenaga. Ia telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak
permen lolipop yang terasa berat di dalam tas karungnya.
Tapi ada satu hal yang membuatnya merasa terkejut dan ia pun menjawab
pertanyaan lelaki itu, "Permennya saya lupa makan!"
Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen
lolipop.
"Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali. Saya memanggil-manggil kamu tapi
kamu
sudah sangat jauh di depan saya."
"Kenapa kamu memanggil saya?" Tanya Bob.
"Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur bersama. Rasanya
lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah, Indah sekali!"
Bib bercerita panjang lebar kepada Bob.
"Lalu tadi ada seorang kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia
berjalan. Saya beri dia beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan
bersama dan dia banyak menceritakan hal-hal yang lucu. Kami tertawa
bersama."
Bib menambahkan.
Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia
lewatkan
dari lembah permen lolipop yg sangat indah. Ia terlalu sibuk mengumpulkan
permen-permen itu. Tapi pun ia sampai lupa memakannya dan tidak punya waktu
untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk memasukkan semua permen
itu
ke dalam tas karungnya.
Di akhir perjalanannya di lembah permen lolipop, Bob menyadari suatu hal
dan
ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Perjalanan ini bukan tentang berapa
banyak
permen yang telah saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana saya menikmatinya
dengan berbagi dan berbahagia."
Ia pun berkata dalam hati,
"Waktu tidak bisa diputar kembali." Perjalanan di lembah lolipop sudah
berlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali perjalanannya.
Dalam kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja.
Kita
lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup. Kita menjadi
Bob
di lembah permen lolipop yang sibuk mengumpulkan permen tapi lupa untuk
menikmatinya dan menjadi bahagia.
Pernahkan Anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia?
Jika saya tanyakan pertanyaan tersebut kepada para klien saya, biasanya
mereka menjawab,
"Saya akan bahagia nanti... nanti pada waktu saya sudah menikah...nanti
pada
waktu saya memiliki rumah sendiri... nanti pada saat suami saya lebih
mencintai
saya... nanti pada saat saya telah meraih semua impian saya... nanti pada
saat
penghasilan sudah sangat besar... "
Pemikiran ¡nanti' itu membuat kita bekerja sangat keras di saat
sekarang'.
Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan tentang
masa
nanti' bahagia.
Terkadang jika saya renungkan hal tersebut, ternyata kita telah
mengorbankan
begitu banyak hal dalam hidup ini
untuk masa ¡nanti' bahagia.
Ritme kehidupan kita menjadi sangat cepat tapi rasanya tidak pernah
sampai
di masa nanti' bahagia itu.
Ritme hidup yang sangat cepat... target-target tinggi yang harus kita
capai,
yang anehnya kita sendirilah yang membuat semua target itu... tetap semuanya
itu tidak pernah terasa memuaskan dan membahagiakan.
Uniknya,
pada saat kita memelankan ritme kehidupan kita; pada saat kita duduk
menikmati keindahan pohon bonsai di beranda depan, pada saat kita
mendengarkan
cerita lucu anak-anak kita, pada saat makan malam bersama keluarga, pada
saat
kita duduk berdiam atau pada saat membagikan beras dalam acara bakti sosial
tanggap banjir; terasa hidup menjadi lebih indah.
Jika saja kita mau memelankan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran;
memelankan ritme makan kita, memelankan ritme jalan kita dan menyadari
setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memperhatikan tawa Indah
anak-anak bahkan menyadari setiap hembusan nafas maka kita akan menyadari
begitu banyak detil kehidupan yang begitu indah dan bisa disyukuri.
Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan yang ternyata jauh
lebih damai dan tenang.
Dan pada akhirnya akan membawa kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur
seperti Bib yang melewati
perjalanannya di lembah permen lolipop.


G03N

Tidak ada komentar:

Posting Komentar